Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

Masih Mau Ngebully?

Jangan meremehkan orang-orang di sekitar kita, karena kalian perlu ketahui faktanya. Saat hujan masing-masing diri kita itu menikmati kesegaran yang berasal dari air seni orang lain. Air yang setiap hari kita minum pun seyogyanya berasal dari sana. Gak percaya? Dari 7 milyar manusia yang ada di dunia ini dihasilkan berliter-liter air seni yang kemudian mengalir ke selokan, sungai, laut. (Tergantung dimana buang air kecilnya). Dari situlah air menguap menjadi awan. Turun lagi ke bumi lewat hujan, masuk kembali dalam siklus air bersih. Berubah jadi mata air pegunungan, masuk dalam sumur, air PDAM, galon-galon, ceret, gelas yang salah satunya kita minum setiap hari. Kurang lebih begitu teori kencing menurut bang Tere Liye. Buat apa juga suka ngebully ? Apa dengan ngebully temen, semua pekerjaan rumah kelar? Kaga kan! Gak ada manfaatnya juga gitu. Ingat yang direndahkan itu siapa. Sesama ciptaan Allah, sama-sama buang air kecil setiap hari. Kalau gitu harusnya kita saling mengasih

Gandrung

Gandrung (n): sangat rindu; begitu mendambakan "dia". Alkisah seorang Tuan menggandrungi Puan. Puan pun menggandrungi Tuan. Sampai tersebutlah syarat yang tersurat. "Tuan, selama siap belum tertunai, kamu tak boleh selalu mengucap kasih pada Puan." "Hanya itu saja? Bagiku itu mudah," tutur Tuan dengan tatapan sinis. "Kamu pun tak boleh mengindahkan bercakap dengan Puan, suaranya dapat menggoyahkan imanmu." "Mengapa begitu? Kami hanya sekadar membahas tugas-tugas," Tuan mulai geram. "Kalau Tuan menolak, berarti Tuan tak berhak menjadi pendamping Puan. Dan satu lagi, Tuan harus menundukkan pandangan saat berjumpa dengan Puan." "Persyaratan aneh, bedebah. Apa hakmu melarangku? Siapa dirimu?" Kekalapan seakan menggerogoti tubuh Tuan. "Ketahuilah wahai Tuan, aku hanya manusia biasa sepertimu. Tapi ini adalah titah Sang Maha Cinta. Apa kamu masih sudi melanggarnya?" Semua persyaratan itu membuat Tuan ke

Empat Kata Ajaib

Senantiasa doktrin anak-anak sedari dini akan empat kata ajaib ini. Apa aja sii kata-kata itu? 1. Permisi 2. Tolong 3. Maaf 4. Terima kasih Karena ciri keberhasilan metode didik yang paling esensial dari penanaman akhlak terhadap buah hati, adalah dimana mereka mampu mengaplikasikan tiap nasihat. Jangan sampai anak acuh, tak menggubris, menutup satu telinganya. Dewasa ini banyak orang tua yang hanya ingin meningkatkan intelegensi sang anak, tanpa memiliki secercah niat tuk memintarkan budi si anak. Ini yang salah, karena membuat seorang anak menjadi bintang di kelasnya itu amat mudah, sedang yang rumit itu saat membuat anak berakhlaqul karimah. Ajarkan agar anak tak slonong boy saat melewati orang yang lebih tua. Ajarkan mulut mereka, agar fasih berkata maaf. Bukan malah berkata "gitu aja baper lu". Fenomena yang miris terjadi di era millenium ini. Ajarkan anak berlaku santun, agar kalimat tolong senantiasa melekat jika mereka membutuhkan bantuan orang lain Ajarka

Bentuk Lingkaran yang Baik

[ Bentuk Lingkaran yang Baik ] Kalau saat merealisasikan kejahatan saja butuh berkoalisi, tuk mewujudkan kebaikan pun harus lebih melingkar membangun kekuatan. Saling menopang, bahu membahu membuat malaikat Raqib lebih sibuk daripada malaikat Atid ketika berada di sisi kita. Jangan lupa, akan ada sesi khusus di akhirat nanti. Kita akan ditanya tentang masa muda kita. Dihabiskan tuk apa pundi-pundi rupiah, waktu, dan tenaga kita selama menghembuskan nafas. Maka itu habiskan masa muda dengan semangat berkontribusi dalam aktivitas-aktivitas positif. Bukan malah terus termangu dan tenggelam dalam seribu bait lagu galau. Jadilah anak muda yang memiliki kesibukan selain sekolah dan kuliah. Punya keinginan untuk banyak mengikuti kegiatan yang berpotensi mengembangkan diri. Karena b angsa tak bisa berharap kepada para pemuda yang punya banyak waktu kosong. Berjanjilah tuk sibuk dengan segudang kebaikan dan jauhi kemaksiatan. Selami, tilik segala hasil lebih dalam sebelum berbuat. Memicu m

Berpagut Asa (3)

Grafik syukur makin naik, manakala mendapati kesempatan tuk berada di lingkup pertemanan yang baik. Kakak-kakak dan teman-teman salehah yang ndak pernah patah arang menggandeng tanganku tuk menuju baik. Banyak kisah indah di kampus. Karena tertimbun stok orang-orang yang telah dipersiapkan Allah tuk menetaskan benih bunga-bunga di hati. Kita sama-sama berupaya mengindahkan perintah-Nya. Kuakui interdepedensi antara kami begitu erat. Ada kalanya tuk menyeberang jalan aku membutuhkan seorang tuk menggandeng tanganku. Menjadi kompas tuk menunjukkan arah jalan yang benar. Butuh mereka, titik ndak pakai koma. Ada kalanya agak minder kalau dekat mereka. Tapi mereka ndak malu berteman denganku. Mereka bilang kita harus sama-sama lagi nanti di surga-Nya. Dan perlu digaris bawahi yak, diri ini pun masih merangkak menuju baik. So, jangan mencoba merobohkan benteng pertahananku. Aku iri pada mereka, wanita salehah yang berkerudung panjang menutup dada, pakaiannya longgar sesuai syariat-Nya,

Berpagut Asa (2)

Terpatri dalam sanubari, petuah-petuah bagi diri. Mereka bilang, kenakanlah pakaian yang sesuai perintah-Nya. Jangan pilih yang penting nutup dan bungkus. Karena nihil hasilnya, andai pakaian tertutup tapi nerawang tipis beud. Pakaian ngebungkus aurat tapi ketat, sampek lekuk-lekukan lemak terlihat. Kerudung juga pakai, tapi rambutnya kelihatan. Percuma atuhlah Nggi!  Oke mulai saat itu instropeksi diri, banyak ngaca sebelum keluar rumah. Minta argumen dari ortu, utamanya Bapak. Kenapa?  Da biar terang ini pikiran. Bapak kan termasuk makhluk Mars, jadi kudu dinukil setiap ocehannya.  "Gimana Pak, bagus ndak?"  "Bagus itumah panjang kerudungnya, bajunya ndak ketat dan nutup auratmu nduk." Unchhh lope-lope pokokna sareng Bapak. Dapat dukungan tuk berhijrah yoshh ❤ Total berubah teh semenjak lulus SMA, bersua dengan Dhita mengajarkanku apa artinya kenyamanan, kesempurnaan cinta *ehh salah. Mengajarkanku menjadi sebaik-baik wanita di dunia maksu

Berpagut Asa

Sekadar berbagi, bismillah. Tak terhitung berapa kali tepatnya pertanyaan itu landing bebas menuju ke telingaku. X: Kak Anggi mah hijrahnya dari dulu SMP kan? X: Enak ya kakak bisa istiqomah . Gimana caranya? X: Kalau dapat dukungan enak ya kak? Honestly , seorang Anggi dari SD-SMA ndak suka ngoleksi rok. Paling tuh yak, pakai rok kalau mau sekolah + mau ngaji aja.  Boleh ditanya juga sama ibuk, apa banyak bajuku yang berwarna pink ?  Jawabannya ndak banyak. Ya sekitar 1-2 baju lah (kadang itu juga hanya gradasi yang segaris doang di satu baju) , bahkan ibuk pun tlah hapal betul. Beliau kalau membelikan baju pasti selain warna pink . Justru paling banyak warna merah.  Dan kenapa sukak warna merah, karena ibuk dari kecil ngedoktrin warna merah lah yang paling bagus. Sampai semua baju rata-rata kek cabai warnanya. Fakta menunjukkan dari semua foto semasa cimit-cimit, baju yang kukenakan memang dominan warna cabai. Menyelia dari tingkahku pun teman-teman