Langsung ke konten utama

Beasiswa Bazma Pertamina 2017

Tema: Inilah saya bagi keluarga, bagi masyarakat, serta kontribusi yang telah dan akan saya berikan bagi Indonesia.

Berpagut Asa di Atas Tanah Surga (INDONESIA)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh blogger, sejatinya Allah akan memudahkan segala urusan sesiapapun yang bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu. Maka itu senantiasalah kobarkan semangat meng-upgrade segala ilmu dalam diri dengan belajar, demi tertunainya kewajiban sebagai seorang hamba. Esai ini saya tulis sebagai salah satu syarat untuk pengajuan program "Beasiswa Bazma Pertamina 2017".

Saya amat bersyukur bisa terlahir dalam keluarga ini dan disematkan nama Anggi Giri Pratiwi. Kota Batik adalah sebutan bagi tempat kelahiran saya. Pekalongan adalah salah satu tempat bersejarah bagi saya. Karena di sana tepat 22 tahun silam saya dilahirkan. Saat usia saya genap 2 tahun, ibu memutuskan membawa saya hijrah ke Jakarta agar lebih dekat dengan bapak. Selang tiga tahun setelah kami tinggal di Jakarta, datanglah berita kurang baik. Bapak terkena PHK. Padahal ibu sedang mengandung adik saya. Kekalutan menyelimuti keluarga kami. Selama itu ibu membantu mencari pundi rupiah dengan menerima jasa menjahit. Tak henti kesana kemari bapak mencari pekerjaan. Alhasil bapak pun diterima menjadi security disebuah apartemen di Jakarta Pusat.

Riwayat pendidikan saya di mulai dari tahun 2001-2006, saya menimba ilmu di SDN Palmerah 03 PG. Alhamdulillah saya selalu masuk peringkat 10 besar dari SD-SMA. Itulah sebabnya saya mendapat bantuan dana pendidikan saat SD. Sejak SD saya aktif mengikuti beragam ekstrakurikuler. Dari mulai pramuka, menari, dan UKS. Sampai SMP dan SMA pun saya terus semangat berorganisasi di ekstrakurikuler PMR.

Pada tahun 2007 kami pindah ke Cikarang. Saya melanjutkan kelas 6 di SDN Sindang Mulya 02. Lalu pada tahun 2007-2010 saya menempa diri di SMPN 3 Cibarusah. Saya memiliki prinsip tidak ingin membebani kedua orang tua, karenanya saya mencoba meraup penghasilan dari jualan cokelat. Sekitar Rp1.000,00 adalah keuntungan yang bisa diperoleh dari satu tangkai cokelat yang terjual. Walau sedikit, tapi bagi saya itu cukup untuk menambah uang saku. Bersyukur sekali saya bisa melanjutkan sekolah di SMAN 1 Cibarusah pada tahun 2010-2013. Itu artinya bapak tak begitu terbebani dengan tunjangan sekolah. Sebulan cukup membayar SPP sebesar Rp100.000,00. Saya memiliki niat untuk melanjutkan kuliah di PTN, mengambil jurusan Tata Busana. Bisa menjahit baju dengan lihainya seperti ibu. Namun melihat kondisi bapak dan ibu membuat saya bingung. Selama kami pindah ke Cikarang, bapak tetap kerja di Jakarta. Jarak ribuan kilometer bapak tempuh demi asap di dapur terus mengepul dan anak-anaknya bisa mendapat pendidikan yang layak. Lantas kalau saya memutuskan kuliah setelah lulus SMA, itu berarti pengorbanan bapak harus lebih dahsyat. Ibu pun memberi nasihat kiranya saya bisa mencari biaya sendiri sebelum kuliah, dengan kata lain ibu berharap saya kerja dahulu.

Tepat bulan Juli 2013-Maret 2015, saya bekerja di sebuah perusahaan swasta di daerah Cikarang. Dari sanalah tabungan saya mulai beranak pinak. Peluh dan keluh pastinya mengiringi. Namun ketika melihat teman-teman yang tengah menjadi mahasiswa, membuat tekad saya untuk menyusul mereka makin kuat. Petuah dari Pak Nelson Mandela pun turut menjadi penyokong semangat. Beliau berkata bahwa "Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat kamu gunakan untuk mengubah dunia”. Dan saya memperoleh informasi mengenai Universitas Indraprasta PGRI dari beberapa teman. Mereka bilang, biaya kuliah di UNINDRA terjangkau. Saya pun memutuskan tuk mengurusi berkas registrasi mahasiswa baru. Saya menjatuhkan pilihan mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia di UNINDRA.

Menjadi katalisator pendidikan yang membawa perubahan menuju perbaikan, ialah salah satu asa terbesar. Saya ingin semua ilmu yang sudah didapat, bisa bermanfaat. Sampai kini saya selalu mengupayakan tuk bisa berkontribusi menjadi volunteer dalam upaya meretas tali kebodohan. Bergabung dengan beberapa organisasi atau komunitas pun saya tunaikan. Bagi saya ilmu di dalam kelas memang bak nasi, dan ilmu di luar kelas adalah lauk pauknya. Agar nikmat dilahap, maka antara keduanya harus disajikan sesuai porsi. KAMIL UNINDRA ialah organisasi internal kampus yang saya ikuti. Di luar kampus saya pun mengikuti beberapa komunitas seperti Suka Baca, Gerakan Belajar Menulis, dan komunitas lainnya. Di sana terdapat banyak kegiatan yang positif. Salah satunya mengumpulkan buku-buku donasi untuk dijual dan dananya akan diberikan untuk anak-anak kurang mampu. Januari lalu, beberapa dosen Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia mengusung program pengabdian masyarakat dan yang menjadi fokusnya adalah anak-anak di Kampung Mulyasari, Bogor. Antusiasme menjadi relawan dalam abdimas ini begitu mencuat. Dari palung hati terdalam, saya terus ikrarkan semangat membuat dan mewujudkan asa di atas Tanah Surga.

Esai ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Semoga mampu menjadi bahan berkontemplasi bagi para pembaca. Bahwa betapapun indahnya sebuah mimpi, kalau tak ada upaya untuk merealisasikannya, itu hanya akan menyandang predikat mimpi. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bentuk Lingkaran yang Baik

[ Bentuk Lingkaran yang Baik ] Kalau saat merealisasikan kejahatan saja butuh berkoalisi, tuk mewujudkan kebaikan pun harus lebih melingkar membangun kekuatan. Saling menopang, bahu membahu membuat malaikat Raqib lebih sibuk daripada malaikat Atid ketika berada di sisi kita. Jangan lupa, akan ada sesi khusus di akhirat nanti. Kita akan ditanya tentang masa muda kita. Dihabiskan tuk apa pundi-pundi rupiah, waktu, dan tenaga kita selama menghembuskan nafas. Maka itu habiskan masa muda dengan semangat berkontribusi dalam aktivitas-aktivitas positif. Bukan malah terus termangu dan tenggelam dalam seribu bait lagu galau. Jadilah anak muda yang memiliki kesibukan selain sekolah dan kuliah. Punya keinginan untuk banyak mengikuti kegiatan yang berpotensi mengembangkan diri. Karena b angsa tak bisa berharap kepada para pemuda yang punya banyak waktu kosong. Berjanjilah tuk sibuk dengan segudang kebaikan dan jauhi kemaksiatan. Selami, tilik segala hasil lebih dalam sebelum berbuat. Memicu m

Berpagut Asa (3)

Grafik syukur makin naik, manakala mendapati kesempatan tuk berada di lingkup pertemanan yang baik. Kakak-kakak dan teman-teman salehah yang ndak pernah patah arang menggandeng tanganku tuk menuju baik. Banyak kisah indah di kampus. Karena tertimbun stok orang-orang yang telah dipersiapkan Allah tuk menetaskan benih bunga-bunga di hati. Kita sama-sama berupaya mengindahkan perintah-Nya. Kuakui interdepedensi antara kami begitu erat. Ada kalanya tuk menyeberang jalan aku membutuhkan seorang tuk menggandeng tanganku. Menjadi kompas tuk menunjukkan arah jalan yang benar. Butuh mereka, titik ndak pakai koma. Ada kalanya agak minder kalau dekat mereka. Tapi mereka ndak malu berteman denganku. Mereka bilang kita harus sama-sama lagi nanti di surga-Nya. Dan perlu digaris bawahi yak, diri ini pun masih merangkak menuju baik. So, jangan mencoba merobohkan benteng pertahananku. Aku iri pada mereka, wanita salehah yang berkerudung panjang menutup dada, pakaiannya longgar sesuai syariat-Nya,