Anak sulung itu pundaknya harus sekuat baja.
Anak sulung itu prestasinya harus unggul.
Anak sulung itu harus menjelma ulung dalam segala aspek.
Pernah dengar/ berpendapat demikian?
Atau kalian sering merasakan ditimpa impresi seperti di atas?
Saya sendiri yang notabenenya menyandang predikat "Anak Sulung" kerap kali terdiskriminasi oleh sekelompok tuntutan tersebut.
Bayangin, berat banget lohyak tugas saya dan anak sulung lainnya. Salah sedikit aja, bakal kena cibiran, cacian, makian. Itu musababnya mayoritas seorang kakak, jaim banget di depan adik-adiknya. Pantang nangis walau masalah menumpuk di pundak.
Matian-matian berusaha dapet nilai dan peringkat tertinggi di kelas, ngejaga nama baik orang tua, nyari ilmu sebanyak-banyaknya biar gak kudet kalau ditanya.
Ini lebih berat dari UTS bro. Mana bentar lagi UTS. Lengkap sudah ujian😎
Kalau udah ditakdirin gini mau gimana?
Ngeluh? *sorry itu gak ada di materi ajaran yang bonyok ajarin.
Dari jaman baheula, saya di ajarkan berlapang dada, keporo ngalah, mengasihi adik saya. Yawalau acap kali kita suka cakar-cakaran. Alhamdulillah sekarang kami bisa akur. At least kami bisa tumbuh bersama sampai sekarang aja, sudah amat bersyukur.
Intinya Allah menakdirkan kita (saya dan kalian) sebagai anak sulung, semata-mata Ia tlah membentuk kekuatan pada diri. Karena Allah yakin kita mampu. Dan patut diingat, setiap amanah akan hadir pada pundak yang tepat dengan sebab yang kuat.
Curahan hati salah satu anak sulung, yang kini jua menjadi anak rantau. Doakan kami agar tangguh memegang pendirian yang utuh...
Komentar
Posting Komentar