Langsung ke konten utama

Balada Anak Sulung

Anak sulung itu pundaknya harus sekuat baja.
Anak sulung itu prestasinya harus unggul.
Anak sulung itu harus menjelma ulung dalam segala aspek.

Pernah dengar/ berpendapat demikian?
Atau kalian sering merasakan ditimpa impresi seperti di atas?
Saya sendiri yang notabenenya menyandang predikat "Anak Sulung" kerap kali terdiskriminasi oleh sekelompok tuntutan tersebut.

Bayangin, berat banget lohyak tugas saya dan anak sulung lainnya. Salah sedikit aja, bakal kena cibiran, cacian, makian. Itu musababnya mayoritas seorang kakak, jaim banget di depan adik-adiknya. Pantang nangis walau masalah menumpuk di pundak.

Matian-matian berusaha dapet nilai dan peringkat tertinggi di kelas, ngejaga nama baik orang tua, nyari ilmu sebanyak-banyaknya biar gak kudet kalau ditanya.

Ini lebih berat dari UTS bro. Mana bentar lagi UTS. Lengkap sudah ujian😎

Kalau udah ditakdirin gini mau gimana?
Ngeluh? *sorry itu gak ada di materi ajaran yang bonyok ajarin.

Dari jaman baheula, saya di ajarkan berlapang dada, keporo ngalah, mengasihi adik saya. Yawalau acap kali kita suka cakar-cakaran. Alhamdulillah sekarang kami bisa akur. At least kami bisa tumbuh bersama sampai sekarang aja, sudah amat bersyukur.

Intinya Allah menakdirkan kita (saya dan kalian) sebagai anak sulung, semata-mata Ia tlah membentuk kekuatan pada diri. Karena Allah yakin kita mampu. Dan patut diingat, setiap amanah akan hadir pada pundak yang tepat dengan sebab yang kuat.

Curahan hati salah satu anak sulung, yang kini jua menjadi anak rantau. Doakan kami agar tangguh memegang pendirian yang utuh...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Cantik Dari Pekalongan

Tentang batik yang akan tampak cantik ketika ditetaskan dari canting, ketimbang batik yang tercipta dengan printing. Batik membuat siapa saja terpana dengan motifnya. Bukan hanyak sekadar asal mengukir. Menguar filosofi yang berjebah di tiap lurus maupun lengkung sang garis. Di Indonesia setiap daerah memiliki ciri khas pola batiknya tersendiri. Semisal batik awan dari Cirebon.  Sudah tahukah hari Batik jatuh pada tanggal berapa? Yak, tepat sekali. Hari Batik jatuh sehari setelah peringatan Hari Kesaktian Pancasila, yaitu pada tanggal 2 Oktober. Patut diketahui, banyak dari para WNA yang mencintai batik. Mulai dari proses membuatnya yang menarikr perhatian, sampai motifnya yang menawan. Salah satu diantara WNA yang begitu mencintai batik adalah mendiang Nelson Mandela. Seorang revolusioner antiapartheid. Beliau pernah menjabat sebagai presiden Afrika Selatan. Bisa ditilik sendiri, pak Nelson kerap kali mengenakan batik di setiap kesempatan. Amatlah bangga kita sebagai generas

Bentuk Lingkaran yang Baik

[ Bentuk Lingkaran yang Baik ] Kalau saat merealisasikan kejahatan saja butuh berkoalisi, tuk mewujudkan kebaikan pun harus lebih melingkar membangun kekuatan. Saling menopang, bahu membahu membuat malaikat Raqib lebih sibuk daripada malaikat Atid ketika berada di sisi kita. Jangan lupa, akan ada sesi khusus di akhirat nanti. Kita akan ditanya tentang masa muda kita. Dihabiskan tuk apa pundi-pundi rupiah, waktu, dan tenaga kita selama menghembuskan nafas. Maka itu habiskan masa muda dengan semangat berkontribusi dalam aktivitas-aktivitas positif. Bukan malah terus termangu dan tenggelam dalam seribu bait lagu galau. Jadilah anak muda yang memiliki kesibukan selain sekolah dan kuliah. Punya keinginan untuk banyak mengikuti kegiatan yang berpotensi mengembangkan diri. Karena b angsa tak bisa berharap kepada para pemuda yang punya banyak waktu kosong. Berjanjilah tuk sibuk dengan segudang kebaikan dan jauhi kemaksiatan. Selami, tilik segala hasil lebih dalam sebelum berbuat. Memicu m

Berpagut Asa (3)

Grafik syukur makin naik, manakala mendapati kesempatan tuk berada di lingkup pertemanan yang baik. Kakak-kakak dan teman-teman salehah yang ndak pernah patah arang menggandeng tanganku tuk menuju baik. Banyak kisah indah di kampus. Karena tertimbun stok orang-orang yang telah dipersiapkan Allah tuk menetaskan benih bunga-bunga di hati. Kita sama-sama berupaya mengindahkan perintah-Nya. Kuakui interdepedensi antara kami begitu erat. Ada kalanya tuk menyeberang jalan aku membutuhkan seorang tuk menggandeng tanganku. Menjadi kompas tuk menunjukkan arah jalan yang benar. Butuh mereka, titik ndak pakai koma. Ada kalanya agak minder kalau dekat mereka. Tapi mereka ndak malu berteman denganku. Mereka bilang kita harus sama-sama lagi nanti di surga-Nya. Dan perlu digaris bawahi yak, diri ini pun masih merangkak menuju baik. So, jangan mencoba merobohkan benteng pertahananku. Aku iri pada mereka, wanita salehah yang berkerudung panjang menutup dada, pakaiannya longgar sesuai syariat-Nya,